Total Tayangan Halaman
Sabtu, 26 Maret 2011
TIDAK SECANTIK GADIS BANDUNG
Harga kebutuhan pokok yang terus merambat naik, membuat hampir sebagian masyarakat kelas bawah makin terpuruk. terutama kaum tani yang nasibnya selalu terkorbankan, ditengah kondisi cuaca yang tidak menentu dan berkolaborasi dengan harga yang tidak menentu juga. Entah atas dasar dan pertimbangan apa para petinggi negeri ini bisa berbicara lantang, bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok terutama beras bisa meningkatkan tarap hidup petani. memang pendapat ini ada benarnya tapi lebih banyak pula salahnya. petani seperti apa yang diuntungkan dengan kenaikan beras, hanya petani2 berdasi dengan modal besar saja. saya sering berkeliling wilayah pantura yang merupakan wilayah penghasil padi.hampir 90% masyarakat disana menggantungkan hidupnya dari bertani. dan hampir 90% pula kondisi hidupnya jauh dari kata layak.karna mereka tidak punya daya tawar atas apa yg mereka kerjakan dan mereka hasilkan. hidup mereka tergantung oleh tengkulak dan bandar besar yang selalu mengambil keuntungan ditengah ketidak berdayaan nasip mereka. sama halnya dengan pemerintah yang tidak berdaya menangani kenaikan harga beras yang semakin tinggi.Coba jika para petinggi negri ini mau sedikit jalan kaki masuk keperkampungan-perkampungan lihat langsung kondisi mereka. jangan hanya mengandalkan informan-informan yang selalu berkata aman dan terkendali bos.tapi ini hanya mimpi mana ada pejabat yang mau turun langsung jalan kaki.pakai mobilpun inginnya tahun keluaran terbaru padahal yg lamapun masih sangat layak untuk digunakan.entah akan seperti apa nasib selanjutnya jika kondisi masih seperti ini.itulah nasip petani kecil yang selalu jadi objek penderita dan selalu dijadikan modal untuk melenggang meraih kekuasaan. memang nasibnya tidak pernah secantik gadis bandung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar