Total Tayangan Halaman
Kamis, 31 Maret 2011
TERTIB BERLALULINTAS MILIK RAKYAT BUKAN APARAT
Jalan sukarno hatta merupakan jalan yang menghubungkan wilayah bandung timur dan bandung barat, setahun terakhir ini jalan tersebut lebih terlihat tertib lalulintasnya. dengan diberlakukannya jalur khusus untuk sepeda motor dan angkot. dimana angkot dan sepeda motor harus menggunakan jalur sebelah kiri atau kerennya jalur lambat. awal diberlakukannya peraturan ini banyak pengendara sepeda motor yang melanggar, ada yang emang tidak tahu ada jalur khusus sepeda motor, ada juga yang tahu emang sengaja melanggar.setiap hari mulai dari pagi sampai dengan malam terlihat polisi sibuk menangkap para pelanggar-pelanggar tersebut.polisi tidak peduli dengan alasan apapun yg diberikan oleh para pelanggar tersebut. banyak sepeda motor plat luar bandung yang emang mereka tidak mengerti dengan peraturan seperti terkena tilang oleh bapak polisi yang terhormat. padahal mereka tidak sepenuhnya sengaja untukmelanggar, tapi karna penempatan rambu yang kurang bisa dilihat dengan sempurna oleh para pengendara. tapi beberapa bulan terakhir ini rambunya sudah dibuat cukup jelas. sehingga lalulintas sekarang jadi lebih tertib, walau ada satu dua pengendara yang sengaja melanggar jika tidak ada polisi yang menjaga. tapi yang lebih parah justru banyak aparat baik dari kepolisian ataupun tni yang dengan sengaja mereka melanggar. seperti kejadian tggl 30 maret 2011 jam 7:15 wib ada seorang aparat berpakaian preman dengan celana jin, dipinggangnya tergantung pistol yang nampak jelas terlihat. mengendarai sepeda motor merk honda tiger mengambil jalur cepat yang tidak boleh dilalui sepeda motor.pas didepan garasi bus garuda pribumi dkt jalan cipadung kurang lebih 300m dari polda jawa barat aparat polisi yang bergaya mirip koboy jalanan itupun distop oleh seorang polisi yang sedang berjaga dengan sedikit kesusahan karna sang aparat tersebut tetap melaju. emang peraturan dinegara aneh ini juga cukup aneh. setelah polisi melihat ada pistol menggantung dipinggang, dan aparat itu mengaku kalo dia juga msh aparat kepolisian. maka dia langsung dipersilahkan melanjutkan perjalanan. padahal seharusnya peraturan berlalulintas tidak pandang bulu siapapun dia tetap ditindak. coba jika yang melanggar bukan aparat dengan gaya sok wibawa dia akan lsg membuat surat tilang yang tidak segera ditulis isinya. karna dia masih mengharap sipelanggar mau memberi sedekah alakadarnya sejumlah uang untuk beli segelas kopi dan sebungkus rokok .padahal tidak mungkin aparat koboy tersebut tidak tahu peraturan, berbeda dengan pengendara yang berasal dari luar bandung. yah bagaimana lagi dasar negeri aneh isinyapun oknum polisi yang pintar bermain sandiwara. peraturan hanya untuk rakyat bukan untuk aparat keparat, bagaimana kita bisa tertib jika mental aparatnya seperti ini..
Sabtu, 26 Maret 2011
TIDAK SECANTIK GADIS BANDUNG
Harga kebutuhan pokok yang terus merambat naik, membuat hampir sebagian masyarakat kelas bawah makin terpuruk. terutama kaum tani yang nasibnya selalu terkorbankan, ditengah kondisi cuaca yang tidak menentu dan berkolaborasi dengan harga yang tidak menentu juga. Entah atas dasar dan pertimbangan apa para petinggi negeri ini bisa berbicara lantang, bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok terutama beras bisa meningkatkan tarap hidup petani. memang pendapat ini ada benarnya tapi lebih banyak pula salahnya. petani seperti apa yang diuntungkan dengan kenaikan beras, hanya petani2 berdasi dengan modal besar saja. saya sering berkeliling wilayah pantura yang merupakan wilayah penghasil padi.hampir 90% masyarakat disana menggantungkan hidupnya dari bertani. dan hampir 90% pula kondisi hidupnya jauh dari kata layak.karna mereka tidak punya daya tawar atas apa yg mereka kerjakan dan mereka hasilkan. hidup mereka tergantung oleh tengkulak dan bandar besar yang selalu mengambil keuntungan ditengah ketidak berdayaan nasip mereka. sama halnya dengan pemerintah yang tidak berdaya menangani kenaikan harga beras yang semakin tinggi.Coba jika para petinggi negri ini mau sedikit jalan kaki masuk keperkampungan-perkampungan lihat langsung kondisi mereka. jangan hanya mengandalkan informan-informan yang selalu berkata aman dan terkendali bos.tapi ini hanya mimpi mana ada pejabat yang mau turun langsung jalan kaki.pakai mobilpun inginnya tahun keluaran terbaru padahal yg lamapun masih sangat layak untuk digunakan.entah akan seperti apa nasib selanjutnya jika kondisi masih seperti ini.itulah nasip petani kecil yang selalu jadi objek penderita dan selalu dijadikan modal untuk melenggang meraih kekuasaan. memang nasibnya tidak pernah secantik gadis bandung.
Langganan:
Postingan (Atom)